BENGKALIS, RIAU24JAM.COM – Selama seminggu terakhir kasus pemasangan Bendera Merah Putih pada seekor hewan berjenis anjing menjadi polemik dan menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat hingga di sosial media.
Kapolres Bengkalis AKBP Setyo Bimo Anggoro memaparkan, merespon setiap laporan dan gangguan keamanan yang terjadi. Dalam perkara RH (23) tindakan kepolisian yang diambil juga demi keamanannya dari amuk massa. Saat kejadian dengan segera diamankan ke Polsek Pinggir, hingga kemudian perkara diambil alih oleh Sat Reskrim Polres Bengkalis.
“Alasan RH memasangkan bendera pada kalung seekor anjing adalah untuk memeriahkan perayaan hari kemerdekaan, sedangkan pada saat itu belum ada rangkaian atau kegiatan perayaan yang diadakan oleh pihak perusahaan,” papar Kapolres, Rabu (16/8/2023).
Meski telah diingatkan, lanjutnya menerangkan, dan ditegur oleh beberapa pegawai, RH tetap bersikukuh untuk tidak mau melepaskan bendera yang dipasang di kalung leher anjing tersebut sehingga memicu protes dari puluhan pegawai dan warga masyarakat setelah videonya viral dan berpotensi menimbulkan konflik serta gangguan kamtibmas.
“Selama proses penyidikan telah didapatkan fakta-fakta diantaranya barang bukti berupa Bendera Merah Putih berukuran 13x19cm yang memenuhi kriteria bahan ukuran dan bentuk Bendera (bukan sekedar aksesoris) sebagaimana ketentuan Pasal 4 ayat (4) jo ayat (3) UU No.24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan,” terang kapolres.
RH diduga melanggar Pasal 66 UU No.24 Tahun 2009 karena telah melakukan perbuatan menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara dengan memasangkan Bendera pada leher seekor hewan yang semestinya bendera harus dijunjung tinggi kehormatannya dengan ditempatkan atau dipasangkan di tempat yang seharusnya sesuai aturan UU.
“Pemenuhan unsur pasal tersebut berdasarkan keterangan dari beberapa ahli yaitu ahli hukum pidana, ahli hukum tata negara dan ahli budayawan sebagai pemenuhan alat bukti dengan alat bukti lainnya yaitu keterangan saksi, petunjuk dan keterangan tersangka yang telah didapatkan sebelumnya,” katanya.
Namun demikian, sambungnya, selain upaya harkamtibmas dan penegakan hukum, Polres Bengkalis juga melakukan tindakan persuasif dengan memberikan pembinaan pada RH tentang nilai-nilai kebangsaan dan juga telah menyampaikan klarifikasi serta permohonan maaf kepada semua pihak.
“Upaya persuasif juga dilakukan dengan pendekatan kepada pelapor, warga masyarakat, para tokoh, ormas dan LSM untuk dapat menerima permohonan maaf dari RH sehingga situasi kamtibmas dapat terjaga dan terpelihara dengan baik,” ujarnya.
Kapolres menambahkan, dalam apel kebangsaan yang dilaksanakan di Polres Bengkalis, RH telah turut berpartisipasi dengan menunjukkan jiwa nasionalisme dan kecintaannya kepada bendera merah putih.
Dengan adanya kesepakatan antara semua pihak, maka terhadap perkara dapat diselesaikan dengan mekanisme Restorative Justice demi menjamin penegakan hukum yang transparan berkeadilan.
“Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kejadian ini untuk menjaga persatuan dan kesatuan dengan menjunjung tinggi nilai kebangsaan dan kehormatan Bendera Merah Putih yang kita cintai,” tandasnya.**
Kolom Komentar post