BENGKALIS – Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengakui bahwa tidak banyak orang di Riau ini yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, sehingga perlu sosialisasi dan dorongan kepada masyarakat supaya tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Hal itu disampikannya saat memberi arahan pada acara peletakan batu pemecah gelombang kearifan lokal di Pantai Raja Kecik Desa Muntai Barat, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Selasa (2/3/2021).
“Masih banyak yang tidak peduli, hal itu dibuktikan dengan masih ada orang yang membuka lahan dengan cara membakar. Meskipun kita sudah sosialisasikan baik mulai dari tingkat provinsi, kabupaten bahkan sampai ke tingkat desa termasuk Polres bahkan sampai ke level Babinsa,” kata Syamsuar.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Riau serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau untuk mencari solusi supaya jangan membuka lahan dengan cara membakar.
“Saya bilang saat rapat, tak ada jera-jeranya yang membakar lahan, bahkan sudah ada yang ditangkap, ditahan, dihukum dan tetap juga ada yang membuat hal yang serupa, jadi tak habis pikir kita,”imbuhnya.
Untuk itu sosialisasi terkait kebakaran hutan dan lahan tak cukup hanya Pemerintah, TNI Polri saja tapi juga lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan tokoh masyarakat karena pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sudah menjadi tugas bersama.
Ia juga mengaitkan antara pandemi Covid-19 dan Kebakaran hutan dan lahan yang mana kedua-duanya memiliki bahaya kepada paru-paru sehingga kebakaran patut untuk diwaspadai supaya tidak terjadi.
“Saat ini kita dihadapkan dengan Covid-19, Covid-19 yang diserang adalah paru-paru. Begitu juga dengan kebakaran, tentunya akan menimbulkan asap, asap juga sasaranya paru-paru. Jika ini terjadi tentunya posisi kita sangat berbahaya. Jadi harapan kita Riau ini aman dari Karhutla dan Covid-19 dapat kita atasi,” pungkasnya. (MCR/sem)
Kolom Komentar post