RIAU24JAM.COM via VICE INDONESIA – Acara pelatihan militer tahunan di Thailand membuat organisasi pelindung satwa People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) mengirim surat ke Kementerian Pertahanan Indonesia.
PETA meminta Indonesia tidak jadi mengirim tentaranya di program Cobra Gold tersebut, pelatihan militer bersama beberapa negara lain yang diprakarsai Amerika Serikat (AS) dan Thailand. PETA mengaku sangat kecewa, ketika tahun lalu beredar bukti video bahwa di salah satu kegiatan Cobra Gold, para tentara diminta membunuh hewan-hewan liar untuk dimakan sebagai alasan latihan bertahan hidup.
Beberapa di antaranya: membunuh ayam dengan tangan kosong, minum darah ular kobra, serta makan tokek, kalajengking, dan tarantula.
Tahun ini Indonesia memang diundang lagi buat latihan bersama rutin tersebut. Dalam rilis resmi PETA, Wakil Presiden Shalin Gala mengungkapkan apabila bocah Pramuka saja bisa belajar bertahan hidup tanpa praktik pembunuhan keji binatang, mengapa tentara tidak bisa?.
Selain rilis publik tersebut, PETA mengirimkan surat cinta khusus buat Menhan Prabowo, meminta sang menteri menyatakan sikap.
“PETA mendesak Menteri Prabowo untuk mengakhiri pembunuhan hewan yang sadis selama Cobra Gold, yang menodai kehormatan Indonesia, membahayakan kesehatan masyarakat, dan membahayakan spesies yang rentan terhadap kepunahan,” demikian isi surat Wakil Presiden PETA Jason Baker, dikutip dari Detik.
Terkait kesehatan, PETA menilai pelatihan macam itu membuat tentara berisiko kena penyakit menular dan kelak bisa menularkannya ke publik. Mengutip WHO, mereka menyebut 70 persen patogen (organisme mikro penyebab penyakit) berasal dari binatang, mulai dari Covid-19, Ebola, Zika, SARS, MERS, cacar, dan TBC.
PETA juga menyebut bagaimana pelatihan ini melibatkan King Kobra, spesies terancam punah dan dilindungi IUCN (International Union for Conservation of Nature), dan komodo, reptil besar langka dari Indonesia.
“Pembunuhan keji binatang-binatang setiap tahun yang menyebabkan aib para tentara, risiko kesehatan publik, dan membahayakan spesies yang mudah diserang menjadi punah. Berdasarkan informasi, kami mendesak untuk mendorong penanggung jawab Cobra Gold untuk menyudahi pelatihan yang mengharuskan prajurit untuk makan binatang yang masih hidup dan menggantinya dengan metode lain yang lebih efektif dan layak, serta tidak melibatkan binatang,” tambah Baker.
Video praktik pembunuhan keji Cobra Gold 2020 yang dimaksud bisa ditonton di sini.
Menanggapi kecaman yang hadir tahun lalu, Kementerian Pertahanan AS membela diri dengan menyatakan meminum darah kobra adalah pilihan terakhir tentara agar tubuh mendapatkan nutrisi untuk bertahan hidup di saat genting.
Mengetahui tujuan utama program Cobra Gold adalah mempererat persahabatan dan membangun hubungan prajurit lintas negara, PETA menganggap seharusnya tidak perlu dilakukan pembunuhan terhadap binatang.
Mereka usul beberapa latihan pengganti, salah satunya latihan jadi vegan aja biar bisa memanfaatkan tumbuhan dan buah di hutan untuk bertahan hidup. Cobra Gold telah memasuki gelaran ke-40 pada 2021. Biasanya diadakan pada Februari-Maret, acara tahun ini ditunda sampai Agustus karena pandemi.
Tahun lalu, Daily Mail menyebut sekitar 4.500 tentara AS ikut program 10 hari tersebut, dengan sedikit tambahan dari Singapura, Tiongkok, Jepang, India, Korea Selatan, Indonesia, dan Malaysia.
Sampai berita ini diturunkan, Prabowo masih belum memberikan tanggapan.
Sumber: Vice Indonesia
Kolom Komentar post