JAKARTA, RIAU24JAM.COM – Pemimpin Gereja Katolik Roma Vatikan, Paus Fransiskus, menyatakan turut bersimpati terhadap penduduk Myanmar yang harus kembali mengalami kudeta pada pekan lalu.
Dia juga meminta Angkatan Bersenjata Myanmar (Tatmadaw) supaya mendukung pemerintahan yang demokratis yang sudah dibangun.
“Saya berdoa untuk mereka yang berkuasa di negara itu untuk bekerja demi kebaikan bersama,” kata Paus Fransiskus saat memberikan pidato dalam ibadah Minggu di Alun-alun Santo Peter, seperti dilansir AFP, Senin (8/2).
Paus Fransiskus pernah berkunjung ke Myanmar pada 2017 silam. Dia mengajak semua pihak di Myanmar menjunjung keadilan sosial, kestabilan nasional dan praktik pemerintahan demokrasi yang harmonis.
Pada akhir pekan kemarin sekitar 100 ribu penduduk menggelar aksi unjuk rasa di Yangon. Mereka memprotes aksi kudeta membuat praktik demokrasi yang baru berjalan sekitar satu dasawarsa di negara itu terhenti, dan malah kembali ke masa lalu.
Aksi itu dilakukan setelah militer Myanmar memblokir akses internet dan media sosial Facebook.Panglima Tatmadaw, Jenderal Min Aung Hlaing, berdalih mereka hanya mempertahankan konstitusi.
Militer menuduh terjadi kecurangan dalam pemilihan umum di Myanmar yang digelar pada November 2020. Mereka menuding ada 8 juta suara palsu hingga menyebabkan perolehan suara Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) melonjak hingga di atas 80 persen.
Dalam UUD Myanmar yang disusun pada 2008, militer mendapat jatah 25 persen kursi di parlemen dan tiga kementerian.
Akan tetapi, Komisi Pemilihan Umum Myanmar membantah dugaan kecurangan itu. Militer Myanmar lantas menangkap tokoh NLD, Aung San Suu Kyi, dan Presiden Win Myint.
Kepolisian Myanmar lantas menjerat Suu Kyi dengan kasus dugaan kepemilikan perangkat radio komunikasi walkie-talkie yang diimpor secara ilegal. Kemudian Win Myint dituduh melanggar Undang-Undang Penanggulangan Bencana.
Sumber:CNN Indonesia
Kolom Komentar post