Riau24jam.com – Tidak terasa waktu berputar dan memasuki penghujung akhir tahun 2023 yang dinantikan oleh masyarakat di seluruh dunia. Mereka menganggap pergantian tahun sebagai momen sakral yang tidak boleh dilewatkan sedetik pun.
Tak heran, pusat-pusat sentral keramaian makin ramai oleh lautan manusia dimeriahkan berbagai tradisi unik. Tentu ada macam-macam bentuk perayaan pergantian tahun, ada yang merayakan dengan menghambur-hamburkan cuan, ada yang merayakan dengan menabur benih harapan dalam pikiran untuk perubahan diri menjadi lebih baik di masa mendatang.
Di malam tanggal 31 Desember menjelang detik-detik 1 Januari banyak menikmati hingar bingar yang memekakkan telinga. Apa sebenarnya esensi dari penyambutan tahun baru tersebut? Tentu bukan sekedar sorak gembira belaka, melainkan bersyukur atas kesempatan hidup masi diberikan kesehatan dan merefleksi diri.
Lalu bagaimana merefleksikan diri kita di akhir tahun? refleksi diri tentu melihat diri sendiri secara mendalam, merenungi kembali 365 hari yang telah dilalui, apa yang telah kita capai dan apa yang belum. Kesalahan apa yang telah diperbuat dan bagaimana kita memperbaikinya. Jangan lupa bepikir dan merenung.
Hidup itu mesti punya rencana, target, evaluasi diri dan ada sasaran yang harus dicapai dalam setiap tahun sebagai prospek yang dibangun dengan dasar kerangka pengetahuan.
Fenomena yang kerap terjadi dalam penyambutan tahun baru, telah berseliweran di media sosial, hiburan unfaedah, pesta miras dan masi banyak lagi. Fenomena euforia ini sudah anggap biasa di kalangan masyarakat dan tidak sedikit yang tertimpa musibah akibat perbuatan buruk yang merugikan diri sendiri dan orang lain, ada yang masuk rumah sakit dan ada yang masuk di dalam jeruji besi.
Di lain sisi, sebagian orang pergi ketempat tempat suci untuk bermunajat kepada sang khalik berdoa agar diberikan hidayah.
Tidak hanya itu, kelompok-kelompok sosial juga dalam momentum tahun baru melakukan aktifitas yang berbeda. Tentu dengan mengadakan kegiatan yang dikemas dalam bentuk pengajian untuk mengembangkan kualitas pengetahuan serta amal jariah. Seraya bershalawat kepada Rasulullah sebagai pemandu umat islam kejalan yang lurus dan benar.
Sebab, setiap manusia yang hidup pasti akan kembali pada sang penciptanya, oleh karena itu maka kita harus lebih banyak berfastabiqul khairat, agar bermanfaat untuk diri dan orang-orang yang ada disekitar kita sebagai amal investasi sosial dunia akhirat.
Tahun baru kita harus banyak-banyak bermuhasabah, mengkoreksi diri, apakah sepanjang tahun ini kita lebih banyak berbuat keburukan, sehingga di tahun berikutnya kita bisa lebih meningkatkan amal kebaikan.
Kolom Komentar post