MOGADISHU, RIAU24JAM.COM – Polisi setempat mengatakan sembilan orang tewas setelah gerilyawan yang terkait dengan al-Qaeda menyerbu sebuah hotel di Ibu Kota Mogadishu, Somalia. Para gerilyawan menyerang pasukan keamanan hingga Senin dini hari.
Dilansir Reuters, Senin (1/2/2021) sebuah bom mobil bunuh diri terjadi pada Minggu (31/1) malam. Peristiwa itu juga dengan baku tembak antara militan al-Shabaab dan petugas keamanan di Hotel Afrik.
“Operasi sudah selesai sekarang. Sembilan orang termasuk empat penyerang tewas dan lebih dari 10 warga sipil terluka,” kata Juru Bicara Polisi, Sadik Ali kepada wartawan dari tempat kejadian dan melalui facebook.
Serangan terhadap sebuah hotel di jantung kota yang dijaga ketat itu terjadi ketika para politisi Somalia bertengkar sengit tentang pemilihan yang tertunda dan menyusul penarikan sekitar 700 personel militer Amerika Serikat (AS) bulan lalu.
Pasukan AS sebagian besar mendukung pasukan khusus Somalia yang dikenal sebagai Danaab yang terampil dalam operasi kompleks terhadap target tingkat tinggi al Shabaab.
Mereka juga menikmati dukungan yang cukup besar dari Amerika, termasuk dukungan udara dan evakuasi medis, serta beberapa polisi Somalia telah menimbulkan kekhawatiran penarikan yang diperintahkan oleh Donald Trump itu dapat melemahkan perang melawan al Shabaab.
Pemberontakan telah terjadi sejak tahun 2008 untuk menggulingkan pemerintah Somalia yang didukung secara internasional dan menetapkan aturannya, berdasarkan interpretasi yang keras terhadap hukum Islam.
Pemberontakan melakukan serangan senjata dan bom secara teratur di Mogadishu dan tempat lain di Somalia.
Mereka juga berjanji untuk mengganggu pemilihan nasional, yang dijadwalkan akan dimulai pada bulan Desember tetapi telah ditunda setelah oposisi menuduh presiden membawa dewan pemilihan dengan sekutunya. Legislator yang baru diangkat dimaksudkan untuk memilih presiden pada 8 Februari, tetapi bahkan pemilihan anggota parlemen belum diadakan.
Saat-saat kekacauan politik secara tidak langsung memberikan dorongan pada pemberontakan, karena kepala keamanan mungkin diperintahkan untuk berkonsentrasi pada saingan politik daripada al Shabaab.
Perdana Menteri Mohamed Hussein Roble mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mantan jenderal militer Mohamed Nur Galal termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan hari Senin itu.
“Saya mengutuk serangan biadab itu,” katanya. Jenderal Mohamed Nur Galal akan dikenang karena perannya selama lebih dari 50 tahun dalam membela negara.
Kolom Komentar post