Agam, Riau24jam – Tidak hanya menyuguhkan keindahan, Kawasan Wisata Puncak Lawang ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan melalui pengolahan tebu secara tradisional ( manggilang tabu ).
Sebagai destinasi wisata unggulan, Puncak Lawang yang berada di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatra Barat ini dikenal sebagai daerah penghasil tebu dan gula merah atau yang biasa disebut dengan “Saka Tabu”. Menurut Asrul ( 60th ), pengelola Kilang Tabu Tradisional Ni Des, sudah puluhan tahun menekuni usaha keluarga yang sudah berlangsung turun temurun.
Pengolahan tebu secara tradisional dengan memanfaatkan tenaga kerbau untuk menggiling tebu, akan tetap dilestarikan sebagai daya tarik bagi wisatawan saat berkunjung kesini. “Dahulu saya pernah menggunakan mesin selama 15 tahun. Hasilnya bisa mencapai 100kg per hari, namun kualitasnya tidak bagus, hasilnya kotor semua,” ungkap Asrul.
Ia mengakui melalui alat tradisional proses penyaringannya memakan waktu yang lama, dalam 4 kali penyaringan menghasilkan 25 kg per hari. “Namun hasilnya bisa dibandingkan dengan menggunakan mesin, sangat bersih dan bisa langsung dimakan,” ucap dia.
Paket wisata yang disediakan Asrul pada usaha Kilang Tabu Tradisional miliknya, membuat wisatawan yang berkunjung dapat menyaksikan proses pembuatan gula merah dari proses awal tebu diperas menggunakan tenaga Kerbau. Selanjutnya perasan tebu dimasak hingga mengental dan hasil tersebut dibentuk pada alat cetak hingga mengering dan menghasilkan gula merah “Saka Tabu”.
Disinggung tentang Pandemi Covid-19 Asrul mengakui bahwa ia juga terkena dampak langsung. “Biasanya banyak wisatawan mancanegara yang datang, namun saat ini tidak ada lagi,” semoga pandemi ini cepat berlalu, ucap Asrul.
Kolom Komentar post