BENGKALIS — Indonesia memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia lebih dari 3,4 juta hektar atau 23 persen populasi mangrove dunia tersebar di berbagai provinsi di indonesia. Walaupun begitu, luas hutan mangrove terus menurun setiap tahunnya, mayoritas diakibatkan oleh alih fungsi lahan di kawasan pesisir.
Maka dari itu timbulah pemikiran masyarakat di Desa Tameran tepatnya di Pulau Bengkalis untuk melakukan konservasi atau menghijaukan kembali hutan mangrove yang berada di desa tameran dengan diberi nama KELOPAK MATA (Kelompok Pengiat Aksi konservasi Mangrove Tameran).
Kelompok ini merupakan kelompok masyarakat yang berada di Desa Tameran, Kecamatan Bengkalis yang terbentuk dengan atas landasan dasar kepedulian dan kesadaran masyarakat setempat untuk ikut serta menjaga, merawat dan melestarikan indahnya kawasan mangrove di Desa Tameran.
Vegetasi mangrove di Desa Tameran hampir semua jenis komoditi mangrove.
Desa Tameran yang terbentuk dan berdiri sekitar tahun 1800 an ini merupakan salah satu desa induk yang sudah melahirkan beberapa desa dari proses pemekaran. Luas hutan mangrove disini sekitar 115 hektar yang berpotensi untuk mendongkrak perekonomian dari sektor non formal.
KELOPAK MATA ini juga bermitra dengan dengan POS TNI AL dan juga dengan pihak Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Dengan adanya mitra atau kerja sama bisa membuat perencanaan yang matang serta bisa memberi dukungan dan kebijakan kepada pemerintah setempat.
Dikatakan Ketua KELOPAK MATA Defri, kegiatan ini bisa menjadi wadah bagi anak muda untuk melakukan kegiatan positif. ” Tujuan dan sasarannya untuk anak muda agar bisa lebih aktif dan kreatif. Apalagi kita lihat sekarang ini anak-anak muda sibuk bermain gadget, jadi gagasan ini bisa menjadi salah satu penunjang untuk menambah kegiatan para remaja di Desa Tameran ini,dan juga bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air dan lebih peka terhadap lingkungan sekitar,” ujar Defri.
Kolom Komentar post