(Sejarah-Riau2jam.com) Samanhudi atau sering disebut Kyai Haji Samanhudi (lahir di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, 1868; meninggal di Klaten, Jawa Tengah, 28 Desember 1956) adalah pendiri Sarekat Dagang Islam, sebuah organisasi massa di Indonesia yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta. Nama kecilnya ialah Sudarno Nadi.
Syarikat Islam Indonesia (SI-Indonesia) adalah organisasi massa tertua yang berdiri sejak era kolonialisme, didirikan Oleh Haji Samanhudi pada tanggal 16 Oktober 1905, awal berdirinya SI-Indonesia benama Sarekat Dagang Islam (SDA), organisasi yang didirikan sebagai wadah perkumpulan dan pergerakan bagi para pedagang muslim pribumi guna menandingi monopoli pedagang Tionghoa masa itu, sikap imprialisme pemerintah kolonial Hindia Belanda terhadap pedagang pribumi memembuat Haji Samanhudi yang juga berprofesi sebagai seorang saudagar bergerak dengan cepat menyebarkan berita berdirnya SDA, salah satunya melalui buletin Taman Pewarta (1902)-(1915).
Pondok Pesantren yang pernah ia datangi untuk menimba ilmu didalamnya adalah:
- Pontren KM Sayuthy (Ciawigebang),
- Pontren KH Abdur Rozak (Cipancur),paman ia,
- Pontren Sarajaya (Kab Cirebon),
- Pontren (di Kab Tegal, Jateng),
- Pontren Ciwaringin (Kab. Cirebon) dan
- Pontren KH Zaenal Musthofa (Tasikmalaya)
Ia sangat tazdim terhadap guru-gurunya. Terlebih terhadap Asysyahid K.H. Zainal Mushtofa (Pahlawan Nasional). Ia banyak bercerita tentang heroisme perjuangan gurunya yang satu ini ketika berjuang melawan penjajah Jepang hingga beliau gugur sebagai pahlawan kusuma bangsa di depan regu tembak serdadu Jepang ketika makbaroh gurunya ini telah dipindahkan ke Taman Pahlawan Sukamanah, Tasikmalaya.
Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa Hindia Belanda antara pedagang pribumi yang mayoritas beragama Islam dengan pedagang Tionghoa pada tahun 1905. Oleh sebab itu Samanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai organisasi sendiri untuk membela kepentingan mereka. Pada tahun 1905, ia mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk mewujudkan cita-citanya.
Kongres Pertama Sarekat Islam
Setahun sebelum diadakanya Kongres Sarekat Islam yang Pertama di Surabaya pada tanggal 10 November 1912 Sarekat Dagang Islam SDI berganti nama menjadi Sarekat Islam, Pergantian nama juga mengubah ruang pergerakan Sarekat Islam dalam arti luas, mencakup berbagai aspek Sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan Keagamaan. Pergantian nama di tubuh Sarekat Islam di bahas dalam Kongres Sarekat Islam yang Pertama di Surabaya pada tanggal 20 Januari 1913 dan menghasilkan keputusan sebagai berikut:
- SII bukan Partai Politik dan tidak akan menentang Kolonial Belanda
- Menetapkan Surabaya menjadi Pusat SII
- Mengukuhkan H.O.S. Tjokroaminoto sebagai Presiden Lajnah Tanfidziyah (LT) Sarekat Islam.
Source : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Syarikat_Islam_Indonesia
Kolom Komentar post